Rabu, 17 September 2014

Penipu Keruk Rp 12 Miliar dari Dua Perusahan AS

JAKARTA, TRIBUNEKOMPAS.
By: Anto.

-Sindikat penipuan internasional lewat surat elektronik atau e-mail fraud telah menipu dua perusahaan asal Amerika Serikat, Delavan SG Pumps Inc dan McNeilus Companies Inc, senilai Rp 12,6 miliar. Sindikat mengambil uang pembayaran dari kedua perusahaan yang seharusnya dikirimkan ke perusahaan penyuplai alat berat asal Tiongkok, Yantai Newstar Aero Hydraulics.

"Kami berkoordinasi dengan Interpol meminta bantuan negara lain dalam melakukan penangkapan. Soalnya kami sudah mengetahui identitasnya," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Brigadir Jenderal Kamil Razak di Badan Reserse Kriminal Polri, Jumat, 12 September 2014.

Bareskrim Polri masih mengejar satu tersangka dari sindikat tersebut yang adalah warga negara Nigeria. Polri sendiri sebelumnya sudah menangkap tujuh tersangka lainnya, yaitu Kevin Kamara, Papon, dan lima warga negara Indonesia berinisial IM, RA, WL, SP, dan MHC "Saat ini mereka sedang menjalani masa hukuman," ujar Kamil.

Modus penipuan, menurut Kamil, sindikat memantau percakapan bisnis antara Yantai dengan Delavan dan McNeilus melalui jaringan Internet selama dua bulan. Sindikat kemudian mengirimkan e-mail palsu ke dua perusahaan Amerika tersebut saat adanya kesepakatan pembayaran dengan Yantai.

"Mereka mengatakan kepada dua perusahaan di AS itu bahwa perusahaan Tiongkok sedang diaudit. Mereka lalu mengirimkan e-mail newstar@xxxxxxx.co.," kata Kamil.

Setelah itu, sindikat meminta kedua perusahaan tersebut mengirimkan uang ke rekening Bank Mandiri dengan nama PT Kandreva. Delavan menyetorkan uang sebesar Rp 2,3 miliar, sedangkan McNeilus memberikan duit sekitar Rp 10,3 miliar. Seluruh uang tersebut langsung ditarik secara tunai dan dibelanjakan. 

Menurut Kepala Unit Cyber Crime Direktorat Tipideksus Ajun Komisaris Besar Heru Sulistio, Polri belum mengetahui berapa kali sindikat tersebut mencantumkan e-mail fiktif setiap Delavan dan McNeilus akan menyetorkan uang. "Belum ada bukti digital. Mereka harus berikan data kepada kami."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar