JAKARTA, (TRIBUNEKOMPAS)
By: Anto.
- Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Wakil Ketua Umum Partai
Demokrat Max Sopacua dalam kasus korupsi pembahasan anggaran beberapa
perguruan tinggi negeri di Komisi X DPR pada 2010. Dia mendatangi kantor
KPK sekitar pukul 09.30 WIB.
"Saya diperiksa sebagai saksi,"
kata anggota Komisi Pertahanan DPR ini, Jumat, 22 Juni 2012. Dia mengaku
telah menerima panggilan dari KPK.
Max mengatakan, dia tidak
pernah mengetahui pembahasan anggaran di Komisi X. Di DPR, dia menjadi
anggota Komisi I yang tidak ada sangkutpautnya dengan pembahasan
anggaran di Kementerian Pendidikan Nasional tersebut.
Meskipun
demikian, Max menduga dirinya diperiksa sebagai saksi terkait dengan
informasi yang pernah diungkapkan oleh mantan Bendahara Umum Partai
Demokrat Muhammad Nazaruddin. Terpidana kasus korupsi Wisma Atlet itu
membeberkan di persidangan bahwa Tim Pencari Fakta Partai Demokrat
menggelar pertemuan pada 11 Mei tahun lalu. Max adalah anggota tim.
Di dalam pertemuan itu, kata Nazar, Angelina Sondakh, Wakil Sekretaris
Jenderal Partai Demokrat, mengakui menerima uang sebesar Rp 9 miliar
sebagai fulus dari pembahasan anggaran di DPR. Kemudian uang itu
diberikan kepada beberapa koleganya di Senayan, termasuk kepada Ketua
Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebesar Rp 2 miliar. Anas yang
pernah dikonfirmasi membantah tuduhan ini.
Max yang
dikonfirmasi ihwal pengakuan tersebut enggan bercerita banyak. "Nanti
setelah pemeriksaan. Saya juga belum tahu pertanyaan penyidik," kata
dia.
Dalam kasus pembahasan anggaran perguruan tinggi ini, KPK
telah menetapkan Angie--sapaan Angelina Sondakh--sebagai tersangka.
Puteri Indonesia 2001 ini diduga kuat menerima suap terkait pembahasan
anggaran di Kementerian Pendidikan Nasional tersebut.
Sebanyak
16 perguruan tinggi negeri penerima program pengadaan laboratorium.
Perguruan tinggi itu di antaranya Institut Pertanian Bogor, Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa, Banten; Universitas Negeri Malang; Universitas
Negeri Jakarta; Universitas Sriwijaya, Palembang; Universitas Jenderal
Soedirman, Purwokerto; Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara; dan
Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Barat.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar